Prabowo Subianto Tak Akan Meninggalkan PAN dan PKS
Siaran Utama. Ketua DPP Partai Gerindra Nizar Zahro meminta jangan sampai
komunikasi politik yang dilakukan Prabowo Subianto dengan sejumlah
partai politik jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dimaknai sebagai
upaya meninggalkan PKS.Nizar mengatakan, komunikasi tersebut dilakukan
sebagai ikhtiar untuk menggalang kekuatan guna memenangkan Pilpres 2019.
“Apalagi pertarungan di pilpres nantinya merupakan pertaruhan rakyat Indonesia guna mendapatkan pemimpin yang lebih jujur dan prorakyat seperti Prabowo Subianto,” ujar Nizar.Nizar menambahkan, hingga kini Partai Gerindra tetap konsisten membangun koalisi dengan PKS dan PAN.
Kedua partai tersebut lebih dikenal sebagai partai berbasis agama. Sedangkan Partai Gerindra merupakan partai yang lebih bercorak nasionalis.“Karenanya kombinasi Partai Gerindra, PKS dan PAN merupakan representasi rakyat dan umat Islam Indonesia,” ujarnya.
Menurut dia, siapa calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto akan ditentukan bersama partai koalisi yakni PKS dan PAN.Bila partai lain dengan kesamaan visi membangun Indonesia yang lebih berdaulat ingin masuk dalam koalisi tentu siapa cawapresnya akan juga diajak untuk berembuk.
Sebab dalam berkoalisi haruslah saling melengkapi. Dengan artian kelemahan dari Partai Gerindra, bisa ditutupi oleh kelebihan dari PKS maupun PAN.“Begitu juga sebaliknya, kelemahan PKS bisa ditutupi oleh kelebihan dari Partai Gerindra dan PAN,” ujar Ketua Umum PP Satria Gerindra itu.
Karena itu, lanjut Nizar, jika Prabowo menjalin komunikasi politik baik dengan elite partai maupun dengan organisasi kemasyarakatan (ormas), itu tidak perlu dimaknai akan meninggalkan PKS dan PAN.“Justru itu merupakan ikhtiar bersama dalam upaya memenangkan Pilpres 2019,” ujarnya
“Apalagi pertarungan di pilpres nantinya merupakan pertaruhan rakyat Indonesia guna mendapatkan pemimpin yang lebih jujur dan prorakyat seperti Prabowo Subianto,” ujar Nizar.Nizar menambahkan, hingga kini Partai Gerindra tetap konsisten membangun koalisi dengan PKS dan PAN.
Kedua partai tersebut lebih dikenal sebagai partai berbasis agama. Sedangkan Partai Gerindra merupakan partai yang lebih bercorak nasionalis.“Karenanya kombinasi Partai Gerindra, PKS dan PAN merupakan representasi rakyat dan umat Islam Indonesia,” ujarnya.
Menurut dia, siapa calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto akan ditentukan bersama partai koalisi yakni PKS dan PAN.Bila partai lain dengan kesamaan visi membangun Indonesia yang lebih berdaulat ingin masuk dalam koalisi tentu siapa cawapresnya akan juga diajak untuk berembuk.
Sebab dalam berkoalisi haruslah saling melengkapi. Dengan artian kelemahan dari Partai Gerindra, bisa ditutupi oleh kelebihan dari PKS maupun PAN.“Begitu juga sebaliknya, kelemahan PKS bisa ditutupi oleh kelebihan dari Partai Gerindra dan PAN,” ujar Ketua Umum PP Satria Gerindra itu.
Karena itu, lanjut Nizar, jika Prabowo menjalin komunikasi politik baik dengan elite partai maupun dengan organisasi kemasyarakatan (ormas), itu tidak perlu dimaknai akan meninggalkan PKS dan PAN.“Justru itu merupakan ikhtiar bersama dalam upaya memenangkan Pilpres 2019,” ujarnya
Comments
Post a Comment